Buku ini menelaah latar belakang pendidikan agama mantan napiter, returnis dan deportan melalui narasi biografis dan agensi individual mereka. Memperkaya studi-studi tentang ekstremisme keagamaan yang banyak memberi perhatian pada figur dan jaringan kelompok ekstremis serta menekankan pada analisa strukutural dan identitas, buku ini berargumen bahwa latar belakang pendidikan agama turut membuat seseorang terpapar ideologi radikal dan ekstremis ketika termediasi oleh faktor-faktor struktural, identitas, jarigan sosial, dan ideologi. Faktor-faktor tersebut membentuk atau mengarahkan pemahaman keagamaan tertentu secara signifikan ke arah ekstremisme berbasis agama.Buku ini menunjukkan adanya dua kategori generasi jika dilihat dari cara pandang dan sumber pengetahuan keagamaan. Cara pandang generasi pertama lebih banyak dibentuk oleh jaringan sosial, sementara generasi kedua bercorak terbuka terhadap informasi yang terhubung dengan aspirasi keagamaan. Generasi pertama didominasi oleh informan mantan napiter. Mereka umumnya berasal dari latar belakang keluarga kelas menengah ke bawah dan terpapar ideologi radikalisme and ekstremisme melalui jaringan sosial: pengajian, halaqah, dan pertemanan. Sementara itu, generasi kedua didominasi oleh returnis dan deportan NIIS. Mereka berasal dari keluarga mampu dan berlatar kultur urban. Jaringan keluarga dan internet menjadi konteks penting yang membuat mereka terpapar radikalisme dan ekstremisme.